Hai teman-teman! Dalam dunia pemasaran yang terus berkembang, ada satu strategi yang semakin populer dan terbukti ampuh – advocacy marketing atau pemasaran advokasi. Strategi ini memanfaatkan kekuatan brand advocates, yaitu konsumen setia yang dengan antusias mempromosikan dan merekomendasikan produk atau merek yang mereka sukai kepada orang lain. 

Apa itu Brand Advocates 

Brand advocates adalah pelanggan yang begitu mencintai sebuah produk atau merek sehingga mereka dengan sukarela menjadi penyokong dan pembela merek tersebut. Mereka secara aktif membagikan pengalaman positif, memberikan rekomendasi, dan menyebarkan pesan perusahaan kepada orang-orang di sekitar mereka.

Karakteristik utama seorang brand advocate:

– Sangat loyal dan antusias terhadap merek

– Berbagi pengalaman positif secara sukarela

– Merekomendasikan merek/produk kepada keluarga dan teman

– Terlibat dengan konten merek di media sosial

– Bersedia membela dan mendukung merek

Mengapa Brand Advocates Begitu Berharga?

Memiliki brand advocates yang kuat memberikan banyak manfaat bagi bisnis, seperti:

1. Pemasaran Word-of-Mouth yang Kuat

Rekomendasi dari teman atau keluarga dianggap lebih terpercaya daripada iklan konvensional. Brand advocates menjadi sumber pemasaran word-of-mouth yang efektif.

2. Peningkatan Kepercayaan dan Kredibilitas Merek 

Dukungan advokat yang otentik menunjukkan bahwa merek kamu dapat dipercaya dan layak mendapat reputasi baik.

3. Akuisisi Pelanggan Baru yang Lebih Murah

Pemasaran berbasis advokat membantu menarik pelanggan baru dengan biaya lebih rendah dibanding metode akuisisi tradisional.

4. Wawasan Pelanggan yang Berharga

Advokat dapat memberikan umpan balik langsung dan perspektif pelanggan yang berguna untuk meningkatkan produk/layanan.

Membangun Strategi Pemasaran Advokasi yang Efektif

Membangun strategi pemasaran advokasi yang solid membutuhkan pendekatan yang terencana dan berkelanjutan. Berikut adalah langkah-langkah penting yang perlu diperhatikan:

Identifikasi dan Pelibatan Brand Advocates

Langkah pertama adalah mengidentifikasi siapa saja yang berpotensi menjadi brand advocate kamu. Calon advokat dapat berasal dari:

– Pelanggan setia yang sudah lama

– Pengikut dan pendukung merek di media sosial

– Karyawan yang antusias terhadap merek  

– Penggemar atau komunitas produk

Setelah mengidentifikasi calon advokat, kamu perlu melibatkan mereka dengan cara:

– Berinteraksi di media sosial dan komunitas online

– Mengirimkan produk/hadiah gratis

– Mengundang mereka ke acara merek

– Bergabung dengan program advokat resmi

Contoh program advokat yang populer adalah Samsung Mobilers, Dell PMB, dan Sephora Squad.

Menciptakan Konten dan Pengalaman Menarik

Untuk mendorong keterlibatan dan loyalitas brand advocates, kamu perlu menyediakan konten dan pengalaman yang berharga bagi mereka. Berikut beberapa ide:

– Konten eksklusif seperti panduan, video tutorial, akses awal ke produk baru

– Kompetisi dan kontes dengan hadiah menarik

– Survei dan kesempatan memberi masukan

– Diskon dan program reward khusus

Misalnya, Harley-Davidson memiliki komunitas HOG (Harley Owners Group) dengan berbagai aktivitas dan keuntungan eksklusif untuk para pemilik Harley.

Memanfaatkan Word-of-Mouth dan Referral

Inti dari advocacy marketing adalah memanfaatkan kekuatan word-of-mouth dari advokat untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Oleh karena itu, dorong advokat untuk:

– Membagikan pengalaman, ulasan, dan testimoni positif tentang merek kamu

– Merekomendasikan merek/produk kepada teman, keluarga, dan kolega 

– Membuat konten yang membantu mempromosikan merek (unggahan sosial media, video, dll.)

Kamu juga dapat memberikan insentif seperti poin reward atau diskon untuk setiap referensi yang menghasilkan penjualan/pelanggan baru.

BACA JUGA : Brand Partnership: Jenis dan Komponen Penting

Best Practices Mengelola Brand Advocates

Membangun Hubungan dan Kepercayaan

Kunci dari pemasaran advokasi yang sukses adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan para advokat merekmu. Jangan memperlakukan mereka hanya sebagai alat pemasaran, tapi benar-benar hargai dan beri perhatian yang mereka butuhkan, misalnya dengan:

– Merespons dan menghargai masukan mereka

– Membagikan cerita di balik produk/merek

– Mengikutsertakan mereka dalam diskusi menarik

– Berinteraksi secara personal

Melibatkan Advokat dalam Pengembangan Produk

Siapa yang lebih baik untuk memberikan saran dalam penyempurnaan produk selain para penggunanya yang paling loyal? Libatkan advokat merek dalam proses pengembangan produk, seperti:

– Meminta masukan sebelum peluncuran produk baru

– Focus group diskusi untuk ide dan perbaikan

– Program early access untuk pengujian produk pra-peluncuran

Ini akan menumbuhkan rasa memiliki dan keterikatan advokat terhadap merek yang lebih kuat.

Mengukur Efektivitas Program Pemasaran Advokasi

Untuk mengevaluasi kesuksesan program pemasaran advokasi, ada beberapa metrik yang bisa dipantau, antara lain:

– Pertumbuhan jumlah advokat merek 

– Tingkat keterlibatan advokat (like, share, komentar)

– Jumlah penjualan atau lead yang dihasilkan dari advokat

– Peningkatan brand awareness dan citra positif merek

Alat analitik seperti Google Analytics, media sosial insights, dan perangkat lunak analisis advocacy khusus dapat membantu pengelolaannya.

Mengintegrasikan ke Strategi Pemasaran Lainnya 

Pemasaran advokasi seharusnya tidak berdiri sendiri, tapi terintegrasi dengan strategi pemasaran lain yang kamu jalankan, seperti:

– Konten pemasaran – Memanfaatkan konten buatan advokat seperti ulasan, foto produk, dll.

– Media sosial – Amplifikasikan pesan merek dengan membagikan konten advokat di kanal sosial merek.

– Hubungan Pelanggan – Ajak advokat untuk program

Studi Kasus dan Kampanye Pemasaran Advokasi yang Sukses

Untuk lebih memahami konsep dan manfaat advocacy marketing, mari kita lihat beberapa contoh sukses penerapannya di dunia nyata:

Sephora Beauty Insider (Program Advokat Merek)

Program Beauty Insider dari Sephora merupakan salah satu contoh program pemasaran advokasi yang terkenal. Program ini menawarkan reward dan keuntungan eksklusif untuk pelanggan setia seperti akses awal ke produk baru, diskon belanja, dan layanan khusus.

Selain itu, Sephora juga memiliki Squad Influencer Program yang melibatkan advokat terkemuka dari berbagai kalangan untuk menjadi duta merek dan pembuat konten. Gabungan strategi ini mendorong loyalitas pelanggan dan membantu menyebarkan pesan merek secara lebih luas.

Program Ambassador dari Adobe

Adobe Student Ambassador adalah salah satu program advocacy marketing yang sukses dari Adobe. Dalam program ini, pelajar/mahasiswa berbakat dipilih untuk menjadi duta merek sekaligus pebelajar yang bersemangat untuk produk kreatif Adobe.

Para ambassador mendapatkan aksesibilitas dan pelatihan khusus yang memungkinkan mereka berbagi pengetahuan dan minat terhadap produk Adobe di komunitas. Dalam prosesnya, mereka membantu membangun awareness dan menarik minat generasi muda untuk bergabung ke ekosistem Adobe.

Kampanye #ShareaCoke oleh Coca-Cola

Kampanye pemasaran “Share a Coke” dari Coca-Cola pada 2014 merupakan salah satu contoh advocacy marketing yang sangat populer dan viral. Dalam kampanye ini, nama-nama populer seperti John, Sarah, dll dicetak pada kemasan Coke untuk mempersonalisasi produk.

Pendekatan yang sederhana namun unik ini memicu antusiasme besar di kalangan konsumen. Mereka berbagi foto dengan kemasan Coke bertuliskan nama mereka di media sosial menggunakan tagar #ShareaCoke. Hasilnya, kampanye ini menjadi fenomena besar dan meningkatkan engagement merek yang luar biasa bagi Coca-Cola.

Contoh kemasan Coca-Cola dalam kampanye Share a Coke yang memicu antusiasme besar di kalangan konsumen  

Tantangan dan Pertimbangan Penerapan Advocacy Marketing

Meski menawarkan manfaat besar, menerapkan strategi pemasaran advokasi tidak sepenuhnya bebas hambatan. Berikut beberapa tantangan dan pertimbangan yang perlu diperhatikan:

Mengelola Advokat secara Etis dan Transparan

“Kamu harus mengelola hubungan dengan para advokat merek dengan cara yang etis dan transparan,” jelas Tasya, konsultan pemasaran digital. “Jangan sekali-kali mencoba menipu atau menyembunyikan fakta bahwa mereka adalah advokat yang dibayar atau disponsori.”

Konsumen saat ini semakin peka terhadap credibility endorsement dari selebriti atau influencer yang dibayar perusahaan. Mereka lebih mempercayai rekomendasi yang otentik dan tidak dibayar. Oleh karena itu, sangat penting untuk sepenuhnya transparan jika mengkompensasi atau mensponsori advokat merek.

Masalah Privasi dan Peraturan terkait Endorsement 

Dalam penerapan advocacy marketing, perlu diperhatikan juga persyaratan dan regulasi tentang endorsement produk/layanan. Di beberapa negara, terdapat undang-undang yang mengatur tentang transparansi pengungkapan hubungan endorser dengan merek/perusahaan.

Selain itu, kamu juga harus memastikan pengelolaan data advokat dan pelanggan sesuai dengan kebijakan privasi dan perlindungan data yang berlaku.

Menjaga Hubungan Sehat dengan Advokat

“Satu hal yang harus selalu saya ingat adalah untuk memperlakukan advokat merek layaknya teman dekat, bukan hanya sebagai alat pemasaran,” ungkap Devi, manajer pemasaran di sebuah perusahaan fesyen. “Upayakan untuk benar-benar mendengarkan dan menghargai mereka agar ikatan yang terjalin tetap alami dan berkelanjutan.”

Jangan memberi tekanan atau tuntutan yang berlebihan kepada para advokat merek. Mereka bergabung karena antusiasme dan bukan merupakan bagian dari tim pemasaran resmi. Bina hubungan baik dan biarkan mereka mempromosikan merek dengan cara organik mereka sendiri.

BACA JUGA : Brand Culture: Manfaat dan 6 Cara Membangun

Kesimpulan dan Prospek Masa Depan Pemasaran Advokasi

Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, pemasaran advokasi tetap merupakan strategi yang sangat menjanjikan untuk masa depan. Mengapa? 

Pertama, pemasaran advokasi menawarkan metode akuisisi pelanggan baru yang lebih efektif dan hemat biaya dibanding metode tradisional seperti iklan berbayar. 

Kedua, di era digital sekarang di mana konsumen semakin cerdas dan kritis terhadap promosi perusahaan, mereka lebih mempercayai rekomendasi dari sesama pengguna yang tidak berbayar alias orang-orang yang mereka kenal.

Ketiga, maraknya penggunaan media sosial membuka jalur penyebaran word-of-mouth dari advokat merek menjadi lebih mudah dan massif cakupannya.  

Menurut laporan Influencer Marketing Hub, 92% dari konsumen di seluruh dunia percaya pada rekomendasi dari orang terdekat seperti teman dan keluarga lebih dari bentuk pemasaran manapun. Dengan angka sebesar itu, bisa dibayangkan betapa besarnya potensi pemasaran advokasi di masa depan.

Akhir kata, dengan mengikuti praktik-praktik terbaik dan terus berinovasi, saya yakin pemasaran berbasis advokat merek akan menjadi semakin penting dan menguntungkan bagi bisnis dalam jangka panjang. Semoga panduan ini bisa memberi kamu pemahaman yang mendalam tentang strategi pemasaran advokasi dan manfaatnya. Selamat mencoba dan berinovasi dengan brand advocates!

FAQ

Apa perbedaan antara brand advocate dan influencer?

Brand advocate adalah konsumen biasa yang antusias dan loyal terhadap merek secara sukarela tanpa kompensasi. Sebaliknya, influencer adalah individu yang dibayar atau disponsori untuk mempromosikan produk/merek.

Bagaimana cara mengidentifikasi brand advocate potensial?

Beberapa cara untuk mengidentifikasi brand advocate:

– Pelanggan setia yang sering berinteraksi di media sosial merek

– Pengikut yang aktif dan antusias di komunitas online merek

– Karyawan yang bangga dengan merek dan produknya

– Penggemar atau anggota komunitas yang berbagi konten terkait merek

Harus diawali dari mana membangun program advocacy marketing?

Langkah awal yang disarankan adalah:

1. Menentukan tujuan program (akuisisi pelanggan, peningkatan brand awareness, dll)

2. Mengidentifikasi segmen advokat yang ingin dilayani

3. Membuat daftar reward/insentif yang menarik bagi advokat

4. Menetapkan metrik untuk mengukur keberhasilan

Bagaimana cara mengukur keberhasilan program pemasaran advokasi?

Metrik yang dapat digunakan antara lain:

– Jumlah advokat merek aktif 

– Engagement rate advokat (like, share, komentar)

– Website traffic dan lead yang dihasilkan advokat

– Peningkatan brand awareness dan brand sentimen

– Konversi penjualan dari referral advokat

– Aturan endorsement produk yang mengharuskan transparansi hubungan dengan merek

– Kebijakan privasi dan perlindungan data pelanggan

– Persyaratan pengungkapan kompensasi (jika memberi reward) 

– Kepatuhan terhadap aturan pemasaran relevan di negara/wilayah tersebut

Apakah advocacy marketing hanya untuk B2C saja?

Tidak, advocacy marketing juga sangat relevan dan bermanfaat untuk bisnis B2B. Advokat merek di ranah B2B bisa berupa pelanggan puas, karyawan perusahaan, praktisi di industri, dll.

Author

Digital Marketer: Facebook, Google Ads, Intagram Ads, SEO Specialist, SEO Content Writer, SEO Copywriter, Blogger

Write A Comment

Sales support kami disini siap membantu Anda!