Brand image adalah persepsi pelanggan terhadap sebuah brand berdasarkan interaksi yang berkembang seiring waktu dan tidak harus melibatkan pelanggan dalam melakukan pembelian atau menggunakan produk atau layanan. Karena pelanggan dapat memiliki pendapat yang berbeda tentang brand, maka penting sekali untuk terus mempertahankan brand image yang konsisten.
Bisnis atau perusahaan menghabiskan banyak waktu untuk mengkurasi image, suara, dan posisi brand di pasar. Hal ini melampaui elemen yang terlihat seperti memiliki simbol pengenal, tanda, logo, dan lain-lain yang dapat digunakan perusahaan untuk membedakan diri mereka dari kompetitor. Semua elemen brand berkontribusi pada cara pelanggan berinteraksi dengan dan memandang brand, yang berujung pada brand image.
Kenapa Brand Image yang positif itu penting
Saat ini, banyak konsumen terutama generasi milenial dan Generasi Z tidak membeli produk atau layanan hanya karena memiliki pilihan terbaik, tetapi karena apa yang kita perjuangkan.
Faktanya, sebuah studi dari Harvard Business Review menemukan bahwa 64% konsumen mengatakan bahwa nilai-nilai yang dianut bersama adalah alasan utama mereka menjalin hubungan dengan sebuah brand. Pada umumnya, hal tersebut merupakan pendorong terbesar, dan hanya 13% yang menyebutkan bahwa interaksi yang sering terjadi sebagai alasan utama untuk menjalin hubungan. Itu berarti, meskipun kita harus berinteraksi dengan pelanggan, kualitas interaksi lebih penting daripada kuantitas untuk persepsi brand.
Hal ini terutama berlaku di dunia pasca-pandemi: 61% orang mengatakan bahwa bagaimana sebuah brand merespons krisis akan berdampak besar pada apakah mereka akan mempertahankan hubungan mereka dengan brand tersebut setelahnya.
Bukan hanya tentang bagaimana bisnis peduli terhadap orang lain, juga tentang bagaimana mereka peduli secara langsung kepada pelanggan. Menurut Laporan Tren Konsumen Global 2022 bahwa lebih dari 60% konsumen merasa bahwa bisnis perlu lebih peduli terhadap mereka dan bahwa mereka akan membeli lebih banyak jika mereka merasakan kepedulian tersebut.
BACA JUGA : Jasa Pembuatan Website Profesional Design Premium Elegan
Cara membangun Brand Image yang kuat
Untuk membangun brand image yang kuat, harus mulai dengan memahami siapa brand yang kita miliki dan apa yang diperjuangkannya. Pekerjaan dasar ini membantu memposisikan perusahaan atau brand kita di pasar dan memenangkan hati pelanggan target. Pelanggan baru dan pelanggan yang sudah ada bisa mendapatkan keuntungan dari program media sosial berbasis brand image, pemasaran, dan membuat promosi yang menarik minat konsumen secara luas.
1. Tentukan misi, visi, dan nilai-nilai
Penting untuk memulai dengan menentukan misi, visi, dan nilai-nilai karena semua yang dilakukan perusahaan dan setiap pengalaman yang diberikan harus sejalan dengan misi dan nilai-nilai . Ketidakkonsistenan dalam nilai-nilai akan merusak brand image, jadi kita harus menentukan tujuan sebelum mempromosikan brand.
Selain itu, nilai-nilai tidak hanya akan menarik pelanggan, tetapi juga akan mendorong keterlibatan karyawan. Karyawan yang digerakkan oleh misi akan bertahan lebih lama di perusahaan dan lebih mungkin menjadi karyawan yang berkinerja tinggi. Memahami misi, visi, dan nilai-nilai dan mempraktikkan apa yang disampaikan bisa sangat membantu dalam mempertahankan karyawan dan pelanggan yang bahagia dan produktif.
BACA JUGA : Apa itu Brand Affinity? Perbedaan, Cara Meningkatkan Afinitas Merek
2. Buat pernyataan Brand Positioning
Pernyataan posisi brand atau brand positioning bisa membedakan kita dari kompetitor dan memberi tahu konsumen dengan tepat bagaimana kita menyelesaikan kebutuhan audiens target. Untuk membuatnya, lakukan riset terhadap kompetitor dan pahami apa yang membuat brand kita menjadi unik. Mungkin kita memiliki kekuatan di bidang yang lemah di mana salah satu kompetitor lemah. Setelah memahami apa yang membuat berbeda, buatlah satu atau dua kalimat pernyataan yang mengkomunikasikan nilai unik kepada pelanggan. Ini akan membantu menginformasikan brand image.
3. Ciptakan Brand Personality/Brand Image
Sama seperti manusia, setiap brand membutuhkan kepribadian, suara, dan karakteristik yang dibuat khusus. Mulailah dengan memilih nada dan tuliskan setidaknya 10 atribut brand. Kita juga bisa membuat daftar hal-hal yang menjadi ciri khas brand kita. Mendefinisikan brand image dan brand identity akan membawa konsistensi pada marketing dan brand image.
4. Identifikasi audiens utama menggunakan riset pasar persona
Jika tidak tahu siapa pelanggan potensial kita, Kita tidak dapat membuat pesan marketing khusus untuk mereka. Pertama, kita harus melakukan riset terhadap audiens dan mengumpulkan data demografis dan psikografis mereka. Kemudian, menyegmentasikan mereka untuk membuat tiga hingga lima representasi fiksi dari target pelanggan. Memahami persona pembeli dan audiens adalah kunci untuk menggambarkan image yang tepat untuk brand.
BACA JUGA : Apa itu Brand Evaluation? Cara Melakukan Evaluasi Merek
Cara mengukur Brand Image
Ada beberapa cara untuk mengukur persepsi brand dan perasaan konsumen terhadap brand kita.
Survei
Ada banyak jenis survei yang digunakan perusahaan untuk memantau brand image, namun yang paling umum adalah Survei Brand Perception.
Survei ini membantu kita untuk memahami bagaimana brand kita dipersepsikan di benak pelanggan, prospek, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya. Survei ini memberikan gambaran tentang susunan mental yang dimiliki brand dan bagaimana brand kita dibandingkan dengan brand kompetitor. Wawasan yang kita kumpulkan akan membantu membina hubungan bisnis-pelanggan yang lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan brand image.