Dasar dari strategi marketing yang efektif adalah memiliki audiens yang jelas. Dengan memahami target audiens, Kita dapat menyesuaikan konten dan iklan dengan kebutuhan, keinginan, dan masalah mereka, sehingga membuat konten lebih menarik dan menarik bagi calon pelanggan. Ini adalah cara terbaik untuk menarik perhatian calon pembeli dan mendorong mereka untuk mencoba produk atau layanan kita.
Untuk mencapai hal ini, Kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti siapa target audiens, apa yang mereka harapkan dari brand yang kita miliki, dan bagaimana cara terbaik untuk berkomunikasi dengan mereka untuk mendapatkan respons emosional dan, pada akhirnya, menghasilkan lebih banyak penjualan.
Mari kita lihat apa itu audiens target, bagaimana mendefinisikan audiens, dan bagaimana audiens target berbeda dari persona pembeli. Konverzi juga akan membahas beberapa contoh audiens target, termasuk audiens warm audience, cold audience, dan pelanggan, untuk membantu membuat keputusan yang lebih tepat dan membedakan brand dari kompetitor.
Apa yang dimaksud dengan Target Audience?
Target audience adalah kelompok orang yang ingin kita jangkau dengan upaya marketing kita. Membangun audiens target terdiri dari mengetahui tujuan, keinginan, minat, dan poin-poin penting dari pelanggan ideal kita. Hal ini juga mempertimbangkan fitur perilaku dan demografis seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, atau lokasi.
Meskipun menentukan target audiens kita bukanlah segalanya dan akhir dari strategi pemasaran yang sukses, gagal menargetkan orang yang tepat dapat membuat kita memiliki banyak pengunjung website tetapi hanya sedikit pelanggan yang membayar, karena kampanye marketing yang kita jalankan kemungkinan besar tidak akan berhasil.
Target audience kita mungkin adalah pasar umum, atau pasar khusus. Misalnya, jika kamu menjual sepatu, Kamu mungkin fokus pada pasar yang lebih luas, karena semua orang memakai sepatu, tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan minat. Namun, jika kamu secara eksklusif menjual sepatu lari, maka target marketmu kemungkinan besar akan jauh lebih spesifik, yaitu para atlet yang berlari secara teratur.
Kategori target audiece meliputi:
- Penonton yang dingin
- Audiens yang hangat
- Pelanggan
- Demografi
- Kebutuhan
- Sikap & opini
- Kepribadian
- Gaya Hidup
- Penggemar
BACA JUGA : Jasa Pembuatan Website Bogor Terbaik Design Premium Elegan
Perbedaan Antara Target Audience dan Buyer Persona
Target audiens tidak boleh disamakan dengan buyer persona. Meskipun terkait erat, kedua konsep ini sebenarnya sangat berbeda. Mari kita lihat perbedaannya.
Buyer persona adalah karakter fiksi yang mewakili pelanggan ideal, yaitu mereka yang paling mungkin membeli produk atau layanan kita.
Sebuah persona biasanya mencakup:
- Informasi pribadi: Nama, usia, dan lokasi geografis.
- Preferensi konten: Saluran favorit, format konten, nada, dan gaya.
- Informasi latar belakang bisnis: Jabatan, tingkat pengaruh dalam proses pengambilan keputusan.
- Tujuan: Sasaran yang terukur, apa yang mereka cari?
- Tantangan: Frustrasi dan masalah yang menghalangi mereka untuk mencapai tujuan.
Pikirkan target audience sebagai sebuah tim dan persona pembeli sebagai salah satu pemain. Target Audience mencakup detail umum tentang target market, dan buyer persona adalah karakter fiksi spesifik dari audiens target yang kemungkinan besar akan melakukan pembelian dari brand perusahaan kita.
Target audiens: ibu yang bekerja berusia antara 25 dan 35 tahun dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan, waktu luang yang sedikit, dan ketertarikan pada fashion.
Tokoh pembeli: Penny adalah seorang pengacara berusia 28 tahun dengan dua orang anak. Dia menyukai sepatu dan tas tangan serta membenci antrean dan pusat perbelanjaan.
BACA JUGA : Consumer Profiling: Pentingnya, Jenis dan Strategi Pembuatan Profile Konsumen
Contoh Target Audience
Ada banyak contoh target audience, termasuk audiens dingin atau cold audiences, audiens hangat atau warm audience, dan pelanggan atau customer. Sebelum kita meneliti dan membangun audiens target, Kita perlu memahami apa fokus dan kategori audiens target mana yang harus difokuskan. Hal ini akan membantu memahami cara terbaik untuk menjangkau dan terhubung dengan target pelanggan.
Mari kita lihat beberapa contoh target audiens untuk membantu dalam memahami berbagai kategori dan bagaimana upaya marketing harus disusun.
Pemirsa yang Hangat ( Warm Audience)
Warm audience adalah orang-orang yang sudah mengenal brand kita. Mereka sebelumnya pernah mengunjungi website perusahaan, berinteraksi dengan profil media sosial kita, memberikan komentar tentang brand kita, berlangganan buletin, atau mengunduh aplikasi. Namun, mereka belum melakukan pembelian dari kita atau menunjukkan minat yang jelas untuk membeli produk atau layanan yang kita tawarkan.
Tujuan dari audiens hangat atau warm audience adalah untuk mengubah mereka dari target audiens potensial menjadi pelanggan yang membayar. Cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan mengelompokkan mereka ke dalam sub-kategori, seperti prospek dan pengunjung, sebelum menargetkan mereka dengan kampanye konversi tertentu.
BACA JUGA : Pentingnya Inbound Marketing: 4 Tahapan dan 5 Strategi Inbound Marketing
Audiens Dingin (Cold Audiences)
Audiens dingin atau cold audiences adalah orang-orang yang belum pernah mendengar tentang brand, produk, atau layanan kita. Tujuan dan masalah mereka sesuai dengan audiens target, tetapi mereka belum mengetahui siapa kita dan manfaat apa yang dapat kita tawarkan kepada mereka.
Cara terbaik untuk mendekati jenis audiens target ini adalah dengan menjangkau mereka dan memperkenalkan mereka pada Unique Selling Proposition. Hal ini akan membantu membangun hubungan jangka panjang yang dapat menghasilkan konversi di kemudian hari.
Tujuannya di sini adalah untuk membangun kesadaran merek atau brand awareness, membina prospek potensial, dan mempelajari lebih lanjut tentang keinginan dan kebutuhan audiens target. Media sosial bisa menjadi platform yang bagus untuk ini, begitu juga dengan iklan bertarget.
Pelanggan
Contoh target audience ketiga yang dapat kita gunakan untuk bisnis adalah pelanggan. Pelanggan yang sudah ada jauh lebih mudah untuk ditargetkan, karena mereka sudah tahu siapa kita dan apa yang kita tawarkan. Mereka telah melakukan pembelian dari bisnis atau perusahaan kita, jadi biasanya ada tingkat kesadaran merek atau brand awareness, kepercayaan, dan loyalitas yang mapan.
Tujuan dari penargetan prospek (leads) yang dikonversi jenis ini adalah untuk meningkatkan penjualan produk atau layanan yang serupa dan meningkatkan nilai seumur hidup pelanggan. Kita harus membangun hubungan dengan pelanggan dan mendorong loyalitas brand serta pembelian berulang.
Target Demographics
Contoh target audience terakhir yang akan kita bahas hari ini adalah demografi. Segmentasi demografis adalah proses mengelompokkan pelanggan dan target audience berdasarkan sejumlah karakteristik. Hal ini biasanya mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, lokasi, status pernikahan, kebangsaan, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Kemudian kita dapat mengerjakan marketing campaign bertarget yang memenuhi kebutuhan spesifik setiap demografis. Hal ini membantu memastikan pesan yang tepat sampai ke telinga yang tepat, menghemat uang dan meningkatkan ROI dalam jangka panjang.